Ungaran – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menggelar Sosialisasi Pengisian Profil Belajar Siswa (PBS) pada Rabu (27/8/2025) di Auditorium Majeng, Semarang. Acara ini dilaksanakan secara hybrid dengan diikuti lebih dari 1.000 peserta, baik luring maupun daring, yang terdiri atas Kasi Penma, pengawas pendidikan, Bunda Inklusi, Forum Pengajar Madrasah Inklusif (FPMI), hingga pemangku kepentingan pendidikan madrasah se-Jawa Tengah.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kasubdit Vokasi dan Inklusi Kemenag RI Anis Masykur, Bunda Inklusi Jawa Tengah Hj. Ade Komaria Saiful Mujab, serta Kabag TU Kanwil Kemenag Jateng Wahid Arbani. Dari Kabupaten Semarang, hadir Kepala Kankemenag H. Ta’yinul Biri Bagus Nugroho bersama Bunda Inklusi Kab. Semarang Hj. Lu’lu’ul Sholikhah Bagus Nugroho, serta Kasi Penma H. Harun Al Rasyid.
Dalam sambutannya, Kasubdit Vokasi dan Inklusi Kemenag RI, Anis Masykur, menekankan pentingnya PBS sebagai instrumen untuk memetakan kebutuhan dan potensi murid secara akurat.
“Peserta didik dengan disabilitas riilnya jauh lebih besar dari angka pada data. Kami ingin data ini hidup dan dapat menjadi kontributor untuk menunjang kebutuhan pendidikan anak disabilitas di madrasah,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag TU Kanwil Kemenag Jateng, Wahid Arbani, menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah komitmen Kementerian Agama.
“Kementerian Agama melalui madrasah memiliki komitmen untuk memastikan bahwa setiap anak didik diterima. Mewujudkan pendidikan yang unggul, ramah, dan terintegrasi adalah tujuan kita bersama,” ungkapnya.
Dari Kabupaten Semarang, Kepala Kankemenag berbagi pengalaman mengenai praktik pendidikan inklusif di madrasah, peran aktif FPMI Kab. Semarang, serta keberadaan Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang hingga kini menjadi satu-satunya di jajaran Kankemenag Jawa Tengah.
“Semangat teman-teman FPMI dan keberadaan ULD di Kankemenag Kab. Semarang menjadi motivasi kami untuk terus bergerak, memastikan madrasah ramah bagi semua anak,” kata Mas Kakan.
Sosialisasi PBS juga menghadirkan narasumber praktisi kesehatan yang menekankan pentingnya asesmen sejak dini, serta paparan teknis dari FPMI Jateng mengenai praktik pengisian PBS. Melalui kegiatan ini, Kanwil Kemenag Jateng berharap lahir data yang valid sebagai dasar kebijakan pendidikan inklusif yang lebih tepat sasaran.